Minggu, 02 Februari 2014

TEMASEK - KOTA LAUT


Penelusuran Batam-Singapura.

Januari 22-25, 2014
Pesawat terbangku mendarat dengan mulus di Bandara Hang Nadim Batam. Mobil jemputan sudah standby menunggu rombongan kecil kami. Sekitar 30 menit perjalanan darat kami merapat ke salah satu hotel di kawasan Nagoya Batam. Planet Holiday nama hotel yang kami inapi untuk beberapa malam. 
Setelah sesaat menyelonjorkan kaki mengurangi kepenatan perjalanan Yogya – Batam dan masih transit di Jakarta sekitar dua jam. Mustinya gak usah transitpun cukup memadai. Yogyakarta sekarang sudah cukup banyak penerbangan langsung tanpa harus transit. Malam mulai merambat memasuki acara berikutnya gala dinner di ball roomnya hotel tersebut. Makan malam ditemani dengan hiburan organ tunggal dan penyanyi local dari Batam. Menu makan lumayanlah enak dan gak ketinggalan cap cai brokoli, wortel, dan tentu saja baby corn sebagai pelengkap. Ternyata kita memang tidak pernah lepas dengan segala jenis makanan yang berbahan baku jagung.


Hari berikutnya full day meeting membahas rencana kerja 2014. Disela-sela meeting masih ada acara pencerahan dari motivator Bagoes dari Surabaya.
Hari ketiga di Batam kami mengikuti acara menyeberang ke Singapura melalui Ferry dari Batam Centre ke Harbour Front. Berangkat dari Batam jam 7.00 tiba di seberang pukul 9.00 waktu Singapura ada perbedaan waktu 1 jam antara kita (WIB) dengan Singapura. Setelah selesai urusan ke-imigrasian maka kami segera setor muka ke Merlion. Kata orang belum ke Singapura jika belum berfoto di Merlion, patung Singa berbadan ikan. Setiap tahunnya Merlion dikunjung 12 juta wisatawan manca Negara, yang sudah barang tentu membawa devisa. Filosofi patung singa yang mengucurkan air adalan rejekinya orang Singapura didapat dari Negara tetangga seperti Indonesia.

Add caption


Selesai berfoto ria di Merlion, kami melanjutkan perjalalan ke Toko Coklat, makan siang di kawasan Angullia, shopping di Mustofa Little India dan jum’atan di Masjid Angullia. Masih mampir di Kampung Bugis untuk sekedar cari souvenir khas Singapura sebelum jalan-jalan di kawasan Orchard Road serta makan sore di Faber Hill yang konon ceritanya adalah bukit tertinggi kedua di Singapura. Universal Studio menjadi tujuan kami berikutnya lanjut ke Sentosa Island untuk menonton pertunjukan Sound of the Sea.


Add caption






Secara total perjalan kali ini cukup memuaskan, dan banyak pelajaran yang bisa kita petik misalnya kedisiplinan, kebersihan, budaya, dan kebiasaan warga yang menjadikan karakter sebuah bangsa. Singapura dengan jumlah penduduk yang hanya 5,05 juta penduduk menjadi Negara berpenghasilan tertinggi nomer 2 di Asia setelah Jepang. 40 ribu US dollar perkapita per tahun bandingkan dengan Indonesia yang hanya 3 ribu US dollar. Padahal tahun 1965 Lee Kuan Yew menangis merengek-rengek kepada Perdana Menteri Malaysia agar jangan dikeluarkan dari Federasi karena pulau seluas 70 ribu ha tersebut tanpa potensi apapun. Tunku Abdul Rahman Putra tetap memecat Singapura dan tanggal 9 Agustus 1965 berdirilah Replublic of Singapore. Lee Kuan Yew segera cancut tali wondo untuk mengundang 7 konglomerat dari China untuk membangun Singapura. Hasilnya bisa kita lihat hari ini. Singapura menjadi fenomena dunia!!!


Wassalam,
Dari kota laut “Temasek” Joko Patmono